Tuesday, November 10, 2009

Bab 1. PENDAHULUAN

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service

industri (besar) adalah kunci utama produksi di Eropa dan Amerika Utara pada periode Revolusi Industri, yang menyebabkan berakhirnya era merkantilisme dan feodalisme melalui penerapan teknologi yang tepat guna dalam proses produksi, misalnya penggunaan mesin uap, mesin tenun, dan pengembangan produksi skala besar bahan baku baja dan batu bara.

Jalur kereta api dan kapal-kapal uap kemudian berkembang untuk mempermudah transportasi barang-barang yang sudah menjadi berlimpah. Akibatnya pengertian industri kemudian bergeser dari pengertian secara umum menjadi pengertian secara khusus, seperti "apa sich yang dimaksud dengan mesin?" maka juawabannya juga meliputi pengertian industri.

Negara-negara industri biasanya mengembangkan ekonomi kapitalisme, kemudian adapun di Indonesia pengertian industri bisa lebih luas lagi jika disangkut pautkan dengan fabrikasi industri di perusahaan contohnya ialah industri secara mekanisme kerja penertiannya berarti mekanika-mekanika yang terjadi pada suatu mesin misalkan mesin bubut atau mesin las Industri berkembang pesat seiring dengan perubahan teknologi mesin modern.

Bab 2. PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR

Dalam lima tahun terakhir, laju pertumbuhan industri cenderung melambat, bahkan di bawah pertumbuhan ekonomi. Padahal, pada periode sebelumnya, pertumbuhan industri selalu di atas pertumbuhan ekonomi, serta krisis keuangan global makin memperparah keadaan yang kurang menguntungkan ini. Tetapi momentum krisis keuangan global bisa dimanfaatkan untuk memperkuat dan menyehatkan industri manufaktur nasional. Salah satunya melalui pemanfaatan seluas-luasnya potensi pasar domestik, peningkatan produktivitas, dan pendalaman struktur industri.

Penurunan kapasitas produksi industri manufaktur terjadi seiring pelemahan kinerja ekspor pada tahun depan. Sebab, selama ini pemasaran produk-produk industri manufaktur masih bertumpu pada pasar-pasar ekspor tradisional seperti AS dan Eropa yang menurunkan permintaan terhadap komoditas ekspor nasional

Penurunan pertumbuhan bukan karena semata-mata fluktuasi nilai tukar rupiah yang tidak menentu terhadap kurs mata uang dolar AS. Beberapa faktor lain yang turut menyebabkan penurunan kinerja industri manufaktur adalah penciutan market produksi, kompetisi yang semakin ketat menyusul over produksi serupa dari berbagai negara, biaya bunga kredit, dan kenaikan upah buruh.

Permasalahan pokok yang dihadapi oleh industri manufaktur terdapat 2 macam, yakni secara structural dan secara organisasi.

A. Permasalahan dalam structural sebagai berikut:

1. Basis Ekspor dan Pasarnya yang sempit.

Hal ini menyangkut pada produk pruduk yang di hasilkan industri ini memiliki kualitas yang menurun sehingga standar ekspor yang ada tidak terpenuhi. Terlebih lagi pasaran yang mulai berkurang yang menyebabkan barang produksi menumpuk tak terdistribusi.

2. Ketergantungan Pada Impor yang sangat tinggi

Indonesia sangat kurang dalam segi SDMnya, sehingga banyak meg-impor tenaga kerja asing beserta mesin mesin produksi. Dalam hal ini, membuat tenaga kerja Indonesia bukan bertambah maju, akan tetapi semakin anjlok nilainya

4. Konsentrasi Regional

Pada permasalahan ini, industri tidak sepenuhnya berkaembang secara merata. Artinya di Indonesia hanya terpusat akan satu daerah saja yang dikembangkan dalam sector industri manufaktur ini.

3. Tidak adanya Industri yang Berteknologi menengah

Seperti disebutkan sebelumnya, ketergantungan terhadap teknologi juga amat sangat mempengaruhi lajunya pertumbuhan industri ini, maka dari itu dibutuhkannya alat-alat yang berteknologi menengah keatas agar bisa menciptakan hasil produk yang bermutu tinggi serta mempunyai kualitas ekspor yang baik pula.

B. Permasalahan dalam segi organisasi. Merupakan hal yang harus diperhatikan :

1. Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate Governance

Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan, kegiatan

berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur di Indonesia masih dikelompokkan dibawah "kotak" yang dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan berkembangnya informasi dan komunikasi serta dampak dari globalisasi, industri manufaktur

di negara-negara maju telah menggunakan penamaan Direktur Operasi yang fungsinya adalah mengelola aspek desain, kualitas, sumber daya manusia, strategi proses, strategi lokasi, strategi lay-out, supply chain management (SCM), inventory management, scheduling, dan maitenance sebagai kesatuan yang terpadu.

2. Masalah Biaya dan Pendanaan

Industri manufactur pada umumnya adalah industri padat modal dan Mempunyai operating leverage (rasio antara biaya tetap dan biaya variabel total) yang tinggi. Sebagai industri padat modal (pada umumnya), sebuah industri Manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-rendahnya. Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang antara lain mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat naif pendapat yang mengatakan bahwa suatu industri padat modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya.

3. Masalah Kemampuan Penguasaan Cross-Functional Area

Total Quality Management, misalnya, masih belum menjadi agenda penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa BUMN walaupun topik ini sangat penting bagi industri manufaktur; rapat lebih banyak memfokuskan diri pada aspek keuangan saja, yaitu laba atau rugi. Demikian pula, kita tahu bahwa hidup matinya sebuah perusahaan Tergantung pada empat perspektif utama, yaitu: prespektif pemasaran, operasi/produksi, keuangan, dan learning organization & pertumbuhan.

4. Masalah Suku Cadang dan Entrepreneurship

Salah satu penyebab dari kemahnya daya saing industri manufaktur di Indonesia adalah tidak siapnya pemasok suku cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab itu entrepreneurship berbasis teknologi (technopreneurship) sudah mutlak dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara meningkatkan kemampuan intrepreneurship di Indonesia adalah dengan menciptakan inkubator bisnis di industri, tentunya dengan bekerjasama dengan penyedia dana bagi pebisnis pemula (venture capital) seperti PT PNM(Persero), Venture Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-lain.

5. Masalah kepemimpinan

Dari semua industri penghasil produk dan jasa, learning process paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur; oleh sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini sangat dibutuhkan:

- Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar fungsi-fungsi manajemen

- Pemimpin yang visonary,

6. Masalah Change Management

Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon-jargon management yang mutahir, seperti restrukturisasi, revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan seterusnya, semuanya bertujuan untuk menyehatkan perusahaan

7. Lemahnya sumber daya manusia (SDM)

Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih berpendidikan rendah. Insinyur-insinyur hasil lulusan dalam negri juga masih kurang baik dari segi kualitasnya, masih kurang dalam problem-solving serta kurang kreatif dan kurang mampu dalam melakukan riset serta pengembangannya. Maka dari itu, peran pemerintah sangat diperlukan dalam bidang pendidikan agar kualitas pendidikan di Indonesia ditingkatkan.

Bab 3. KESIMPULAN

Industri manufaktur adalah suatu usaha atau perlakuan untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dalam jumlah yang banyak. Di dalamnya terdapat input-proses-output. Tiga unsure tersebut dapat kita kait kan dengan tiga unsur Sin Lam Min.

Permasalahan yang ada merupakan hal yang harus kita selesaikan bersama untuk menjadikan sector ini lebih baik serta berperan banyak dalam memberikan pemasukan Negara melalui ekspor-ekspor barang jadi. Dalam penyeleseian permasalahan juga terdapat unsur Sin Lam Min, Manusia-Ibadah-Allah. Yakni ketika manusia (pemimpin perusahaan industri maufaktur misalnya) menyeleseikan permasalahan yang ada (Ibadah) dan untuk mensejahterakan masyarakat yang berkaitan serta untuk memajukan bangsa dalam sekrtor industri tersebut dan bertujuan akhir semata hanya beribadah kepada (Allah). Sehingga terjadi keseimbangan suatu bidang ekonomi serta teknologi yang diisi dengan Spiritual untuk mencapai surga dunia dan akhirat.